SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Oleh Ade Shalahudin, Mahasiswa Institut Manajemen Wiyata Indonesia
ABSTRAK
Perkembangan sistem informasi di
seluruh dunia telah membuat hidup manusia semakin lebih mudah. Terutama sejak
diciptakannya internet, komunikasi menjadi semakin tidak terbatas dan tanpa
hambatan, baik hambatan geografis ataupun hambatan waktu. Kita dapat
berkomunikasi dengan keluarga/teman/rekan bisnis yang berada di belahan dunia
lain secara langsung melalui jaringan internet. Manfaat perkembangan sistem
informasi ini sangat menguntungkan banyak pihak terutama perusahaan ataupun
bidang usaha, sehingga sekarang ini banyak perusahaan yang menggunakan sistem
informasi untuk menunjang aktifitas perusahaannya. Sistem informasi sendiri
dapat mempermudah untuk memanajemen aktifitas perusahaan, khususnya sistem
informasi yang berbasiskan web. Web merupakan jaringan komputer yang saling
terhubung antara jaringan satu dengan jaringan lainnya di seluruh dunia.
Kebutuhan akan website diperlukan di era globalisasi ini, karena persaingan
usaha yang semakin ketat. Perusahaan membutuhkan web untuk menambah daya saing
dan memberikan kepuasan terhadap pelanggan.
Pemanfaatan dan pengembangan
sistem informasi yang dapat mengintegrasikan seluruh proses bisnis untuk dapat
meningkatkan kinerja perusahaan banyak dilakukan melalui proyek pengadaan paket
software atau hardware yang siap pakai di pasaran dan langsung
mengimplementasikannya. Implementasi sistem informasi akan melibatkan semua
aktivitas organisasi yang berhubungan dengan penggunaan dan manajemen dari
sistem informasi tersebut sehingga menyebabkan perubahan proses bisnis.
Perubahaan organisasi yang tidak dikelola dengan baik menjadi penyebab utama
kegagalan proyek sistem informasi. Manajemen perubahan yang didukung oleh
puncak manjeman dan memiliki kemampuan dalam penguasaan teknologi, pengetahuan
proses bisnis dan budaya organisasi perusahaan menjadi kunci keberhasilan
proyek implementasi sistem informasi.
Kata kunci : Sistem Informasi, pengembangan sistem informasi dan manjeman
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep sistem
manajemen basis data pertama kali dirancang oleh Charles Bachman pada tahun
1960-an dengan menggunakan model data jaringan. Pada tahun 1970 sistem
manajemen basis data diusulkan menggunakan model data relasi. Pada tahun 1990
sistem manajemen basis data dikembangkan kembali dengan menggunakan konsep
transaksi untuk menjamin intregitas basis data. Perkembangan sistem manajemen
basis data modern saat ini mengarah pada pembuatan fitur-fitur berorientasi
aplikasi. Didalam manajemen basis data dikenal berbagai model data yang dapat
digunakan untuk mendeskripsikan sebuah data dalam merancang suatu basis data.
Manajemen ini memungkinkan banyak user untuk mengakses data secara bersamaan
sehingga fasilitas yang dimiliki oleh manajemen sudah semakin banyak yaitu
fasilitas pemanipulasian data, kontrol konkurensi data, recovery data, keamanan
data dan didukung dengan fasilitas komunikasi data karena manajemen ini sudah
terhubung dengan suatu jaringan.
Perkembangan
dunia usaha semakin meningkat ditunjang dengan perkembangan komunikasi yang
mempermudah organisasi atau perusahaan untuk mengakses data, sehingga mengubah
manajemen data menjadi manajemen basis data tingkat lanjut didukung dengan
fasilitas data warehousing dan fasilitas basis data berbasis web sebagai salah
satu strategi perusahaan dalam meningkatkan kinerja dan keuntungan perusahaan.
Sistem manajemen basis data mengorganisasikan volume data dalam jumlah besar
yang digunakan oleh perusahaan dalam transaksi-transaksinya sehari-hari. Data
harus diorganisasikan sehingga para manajer dapat menemukan data tertentu
dengan mudah dan cepat untuk mengambil keputusan.
Perusahaan memecah
keseluruhan koleksi data menjadi sekumpulan tabel data yang saling berhubungan,
kumpulan-kumpulan kecil data yang saling terhubung ini akan mengurangi
pengulangan data sehingga pada akhirnya konsistensi dan akurasi data makan
meningkat. Dewasa ini sebagian besar perusahaan menggunakan basis data yang
mengikuti suatu struktur relasional. Dua alasan penting di balik penggunaan
struktur ini adalah bahwa struktur basis data relasional mudah untuk digunakan
dan hubungan di antara tabel di dalam struktur bersifat implisit. Kemudahan
penggunaan telah memberanikan banyak manajer untuk menjadi pengguna langsung
dan sumber basis data. Meningkatnya arti penting basis data sebagai sumber daya
yang mendukung pengambilan keputusan telah mengharuskan para manajer
mempelajari lebih jauh perancangan penggunaan basis data.
STUDY PUSTAKA
I. KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI
A. KONSEP DASAR SISTEM
Suatu sistem
pada dasarnya adalah sekolompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang
lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Secara
sederhana, suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan
dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi,
saling tergantung satu sama lain, dan terpadu.
Dari definisi
ini dapat dirinci lebih lanjut pengertian sistem secara umum, yaitu :
1. Setiap sistem
terdiri dari unsur-unsur
2. Unsur-unsur
tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang bersangkutan.
3. Unsur sistem
tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem.
4. Suatu sistem
merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar.
B. KONSEP
DASAR INFORMASI
Secara umum
informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu
bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan
suatu kejadian kejadian yang nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan.
Informasi merupakan data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau
diinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
C. KONSEP
DASAR SISTEM INFORMASI
Sistem informasi
adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan
transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat
manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat
menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi yang diperlukan untuk
pengambilan keputusan. Sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan
sebagai suatu sistem yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam
organisasi tersebut kapan saja diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil,
mengubah, mengolah dan mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan
menggunakan sistem informasi atau peralatan sistem lainnya.
II. KOMPONEN DAN ELEMEN SISTEM INFORMASI
A. KOMPONEN SISTEM INFORMASI
Sistem informasi
terdiri dari komponen komponen yang disebut blok bangunan (building blok), yang
terdiri dari komponen input, komponen model, komponen output, komponen
teknologi, komponen hardware, komponen software, komponen basis data, dan
komponen kontrol. Semua komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang
lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran.
1. Komponen input
Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen dokumen dasar.
2. Komponen model
Komponen ini
terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan
memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yag
sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3. Komponen output
Hasil dari
sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan
dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem.
4. Komponen teknologi
Teknologi
merupakan “tool box” dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima
input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan
mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
5. Komponen perangkat keras (hardware)
Perangkat keras
berperan penting sebagai suatu media penyimpanan vital bagi sistem informasi,
yang berfungsi sebagai tempat untuk menampung basis data atau lebih mudah
dikatakan sebagai sumber data dan informasi untuk memperlancar dan mempermudah
kerja dari sistem informasi.
6. Komponen perangkat lunak (software)
Perangkat lunak
berfungsi sebagai tempat untuk mengolah, menghitung dan memanipulasi data yang
diambil dari perangkat keras untuk menciptakan suatu informasi.
7. Komponen basis data
Basis data
(database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu
dengan yang lain, tersimpan di perangkat keras komputer dan menggunakan
perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data
untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data
perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan
berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi
kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan
paket perangkat lunak yang disebut DBMS (Database Management System).
8. Komponen kontrol
Banyak hal yang
dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air,
debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri,
ketidakefisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu
dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak
sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat
langsung cepat diatasi.
B. ELEMEN SISTEM INFORMASI
Sistem informasi
terdiri dari elemen-elemen yang terdiri dari orang, prosedur, perangkat keras,
perangkat lunak, basis data, jaringan komputer dan komunikasi data. Semua
elemen ini merupakan komponen fisik.
1. Orang
Orang atau
personil yang dimaksudkan yaitu operator komputer, analis sistem, programmer,
personil data entry, dan manajer sistem informasi/EDP
2. Prosedur
Prosedur
merupakan elemen fisik. Hal ini di sebabkan karena prosedur disediakan dalam
bentuk fisik seperti buku panduan dan instruksi. Ada 3 jenis prosedur yang
dibutuhkan, yaitu instruksi untuk pemakai, instruksi untuk penyiapan masukan,
instruksi pengoperasian untuk karyawan pusat komputer.
3. Perangkat keras
Perangkat keras
bagi suatu sistem informasi terdiri atas komputer (pusat pengolah, unit
masukan/keluaran), peralatan penyiapan data, dan terminal masukan/keluaran.
4. Perangkat lunak
Perangkat lunak
dapat dibagi dalam 3 jenis utama :
a. Sistem perangkat lunak umum, seperti
sistem pengoperasian dan sistem manajemen data yang memungkinkan pengoperasian
sistem komputer.
b. Aplikasi perangkat lunak umum,
seperti model analisis dan keputusan.
c. Aplikasi perangkat lunak yang
terdiri atas program yang secara spesifik dibuat untuk setiap aplikasi.
5. Basis data
File yang berisi
program dan data dibuktikan dengan adanya media penyimpanan secara fisik
seperti disket, harddisk, magnetic tape, dan sebagainya. File juga meliputi
keluaran tercetak dan catatan lain diatas kertas, mikro film, dan lain
sebagainya.
6. Jaringan komputer
Jaringan
komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang
terhubung dalam satu kesatuan. Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel
atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling
bertukar dokumen dan data.
7. Komunikasi data
Komunikasi data
adalah merupakan bagian dari telekomunikasi yang secara khusus berkenaan dengan
transmisi atau pemindahan data dan informasi diantara komputer komputer dan
piranti-piranti yang lain dalam bentuk digital yang dikirimkan melalui media
komunikasi data. Data berarti informasi yang disajikan oleh isyarat digital.
Komunikasi data merupakan bagian vital dari suatu sistem informasi karena
sistem ini menyediakan infrastruktur yang memungkinkan komputer-komputer dapat
berkomunikasi satu sama lain.
II. SDLC ( Systems development life cycle )
Pengertian SDLC – SDLC adalah kependekan
dari Systems development life cycle atau dalam bahasa Indonesia disebut siklus
hidup pengembangan sistem. SDLC adalah siklus yang digunakan dalam pembuatan
atau pengembangan sistem informasi yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah
secara efektif. Dalam pengertian lain, SDLC adalah tahapan kerja yang bertujuan
untuk menghasilkan sistem berkualitas tinggi yang sesuai dengan keinginan
pelanggan atau tujuan dibuatnya sistem tersebut. SDLC menjadi kerangka yang
berisi langkah-langkah yang harus dilakukan untuk memproses pengembangan suatu
perangkat lunak. Sistem ini berisi rencana lengkap untuk mengembangkan,
memelihara, dan menggantikan perangkat lunak tertentu.
SDLC digunakan untuk membangun suatu sistem
informasi agar dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. SDLC (Systems
Development Life Cycle, Siklus Hidup Pengembangan Sistem) atau Systems Life
Cycle (Siklus Hidup Sistem), dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat
lunak, adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi
yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. Konsep ini umumnya
merujuk pada sistem komputer atau informasi. SDLC juga merupakan pola yang
diambil untuk mengembangkan sistem perangkat lunak, yang terdiri dari
tahap-tahap: rencana(planning),analisis (analysis), desain (design),
implementasi (implementation), uji coba (testing) dan pengelolaan
(maintenance).
Dalam rekayasa perangkat lunak, konsep SDLC
mendasari berbagai jenis metodologi pengembangan perangkat lunak.
Metodologi-metodologi ini membentuk suatu kerangka kerja untuk perencanaan dan
pengendalian pembuatan sistem informasi, yaitu proses pengembangan perangkat
lunak. Terdapat 3 jenis metode siklus hidup sistem yang paling banyak
digunakan, yakni: siklus hidup sistem tradisional (traditional system life
cycle), siklus hidup menggunakan prototyping (life cycle using prototyping),
dan siklus hidup sistem orientasi objek (object-oriented system life cycle).
Fungsi SDLC
Sangat sulit untuk membuat sebuah perangkat
lunak tanpa perancangan yang maksimal. Beberapa teknik dalam mengembangkan
perangkat lunak terus dikembangkan hingga kini. Masih banyak perdebatan
mengenai metode yang paling baik dan paling sesuai untuk segala tipe perangkat
lunak. Meski demikian, ada perencanaan lebih baik daripada tidak ada perencanaan
sama sekali. Dilihat dari berbagai sisi, SDLC memiliki banyak fungsi, antara
lain sebagai sarana komunikasi antara tim pengembang dengan pemegang
kepentingan. SDLC juga berfungsi membagi peranan dan tanggung jawab yang jelas
antara pengembang, desainer, analis bisnis, dan manajer proyek. Fungsi lain
dari SDLC ialah dapat memberikan gambaran input dan output yang jelas dari satu
tahap menuju tahap selanjutnya.
Tahapan / Fase – Fase dalam SDLC
1 Perencanaan Sistem (Systems Planning) Lebih menekankan pada aspek studi kelayakan pengembangan sistem (feasibility study). Aktivitas-aktivitas yang ada meliputi :
- Pembentukan dan konsolidasi tim pengembang.
- Mendefinisikan tujuan dan ruang lingkup pengembangan.
- Mengidentifikasi apakah masalah-masalah yang ada bisa diselesaikan melalui pengembangan sistem.
- Menentukan dan evaluasi strategi yang akan digunakan dalam pengembangan sistem.
- Penentuan prioritas teknologi dan pemilihan aplikasi.
- Analisis Sistem (Systems Analysis)
Pada tahap ini, sistem akan dianalisis bagaimana akan dijalankan nantinya. Hasil analisis berupa kelebihan dan kekurangan sistem, fungsi sistem, hingga pembaharuan yang dapat diterapkan. Bagian ini termasuk dalam bagian perencanaan. Bagian lain yang termasuk dalam perencanaan ialah alokasi sumber daya, perencanaan kapasitas, penjadwalan proyek, estimasi biaya, dan penetapan. Dengan demikian, hasil dari tahap perencanaan ialah rencana proyek, jadwal, estimasi biaya, dan ketentuan. Idealnya manajer proyek dan pengembang dapat bekerja maksimal pada tahap ini. Dalam implementasi, dilakukan aktivitas-aktivitas sebagai berikut:
- Pembuatan database sesuai skema rancangan.
- Pembuatan aplikasi berdasarkan desain sistem.
- Pengujian dan perbaikan aplikasi (debugging).
- Meliharaan Sistem (Systems Maintenance)
KESIMPULAN
Perubahan yang
disebabkan karena adanya implementasi sistem informasi perlu dilakukan dengan
cara membentuk tim implementasi proyek sistem informasi. Tim ini bertanggung
jawab pada proses penggunaan dan adopsi sistem informasi oleh pengguna didalam
perusahaan sehingga tim ini harus memiliki kemampuan penggunaan teknologi,
pengetahuan proses bisnis dan budaya organisasi perusahaan.
Dukungan dan
komitmen dari manajemen puncak dan pengguna (user) seperti yang dikemukakan
oleh Bradford & Florin (2003) dalam Tarigan (2007) diperlukan agar tim ini
dapat bekerja dengan baik. Manajemen perubahan sangat diperlukan agar perubahan
yang direncanakan dapat berhasil dengan baik dan tidak sebaliknya bahwa
perubahan justru akan menghancurkan perusahaan. Diperlukan agen perubahan
(change agent) yang kuat yang didukung oleh manajemen puncak untuk dapat
menjalankan manajeman perubahan ini.
Peran ini dapat
dilakukan oleh anggota internal organisasi sendiri atau diambil dari luar
organisasi seperti menggunakan konsultan. Jadi kesimpulan yang saya ambil dari
tugas artikel ini adalah perkembangan sistem informasi sudah ada sejak zaman dahulu,
namun tidak sepesat seperti sekarang ini. Majunya pengembangan sistem informasi
dipengaruhi oleh canggihnya teknologi yang semakin waktu kian pesat, serta
tingginya kebutuhan masyarakat, maka semakin cepat pula sistem informasi
berkembang
Comments
Post a Comment